Merasa kesal pada anak-anak adalah hal yang lumrah selama
orang tua tidak berlebihan. Namun ada kalanya orang tua kehilangan kontrol
sehingga mereka melakukan hal-hal yang tidak pantas. Meskipun tampak normal,
sikap semacam ini seharusnya dihindari.
Tidak peduli seberapa sibuk seorang ayah atau ibu, adalah
tidak tepat untuk melakukan hal-hal yang akan menghasilkan sikap buruk pada
anak-anak mereka. Terutama dalam tahap-tahap awal di mana anak-anak sedang
dalam pengembangan karakter, yang kelak akan menjadi bagian tak
terpisahkan dengan kepribadian mereka.
Meskipun kadang-kadang hal signifikan dapat terjadi, seperti
berteriak pada anak-anak jika mereka mengganggu orang tua mereka ketika sedang
sibuk dianggap sebagai hal yang umum, sebagai bentuk disiplin pada anak-anak.
Namun, menurut beberapa ilmuwan, melakukan hal tersebut justru dapat memberikan
efek negatif pada anak-anak. Anak-anak mungkin merasa terasing, tidak diakui,
dan sebagainya.
Oleh karena itu, sesibuk apapun orang tua, atau seberapa
banyak stres yang mereka miliki, mereka harus mampu mengendalikan diri dan
memperlakukan anak-anak mereka dengan cara yang seharusnya. Apa saja hal-hal
yang harus dihindari? Berikut adalah beberapa di antaranya:
Hal ini tampaknya seperti hal yang normal. Seorang ibu sibuk
memasak di rumahnya. Atau ayah sibuk membaca berita menarik di koran. Atau
mungkin juga melanjutkan tugas yang dibawa dari kantor. Lalu ia mengunci diri
di kamarnya. Tiba-tiba anak datang dan meminta dia untuk sebuah bantuan. Dalam
situasi yang ketat, orang tua dapat berteriak pada anak itu, “Jangan ganggu aku!
Aku sibuk! ”
Menurut Suzette Haden Elgin PhD., penulis yang juga seorang
pelatih bela diri verbal dikutip dari parenting.com, bahwa jika orang tua
bertindak seperti itu, anak-anak mungkin merasa tidak berarti karena jika
mereka meminta sesuatu pada orang tua mereka, mereka akan diberitahu untuk
pergi. Jika sikap seperti itu diterapkan pada anak-anak anda, maka sampai
mereka tumbuh dewasa mereka akan merasa tidak ada gunanya berbicara dengan
anda. Di sisi lain, Suzette menyarankan bahwa jika anda sedang benar-benar
sibuk, cobalah alihkan perhatian anak-anak anda untuk melakukan kegiatan lain
sebelum anda membantu mereka. Misalnya, jika mereka meminta bantuan anda dalam
melakukan pekerjaan rumah mereka dan anda sedang benar-benar sibuk, mintalah
mereka untuk melakukan aktivitas lain terlebih dahulu seperti menonton TV. Lalu
kemudian, anda bisa datang kepada mereka untuk membantu, asalkan gangguan
tersebut tidak terlalu lama.
Memberikan Pernyataan Negatif
Kadang-kadang orang tua merasa marah kepada anak-anak mereka
yang tidak melakukan apa yang mereka katakan. Jika anak-anak diminta untuk
melangkah maju dalam kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan orang tua mereka,
tapi mereka menolak, maka orang tuanya berkata, “Kamu seperti orang yang
pemalu!” Pada kesempatan lain jika orang tua meminta anak mereka untuk
melakukan sesuatu namun ia tidak melakukannya, mereka mengatakan, “Kamu begitu
malas!”
Jenis pernyataan semacam itu dapat menyakiti perasaan
anak-anak anda. Mereka akan menjadi seperti yang orang tua mereka
katakan. Ini akan sangat berbahaya jika pernyataan seperti “Kamu bodoh!”, “Kamu
nakal!” dikatakan pada anak-anak kita.
Sebaliknya, katakanlah hal-hal
positif kepada anak-anak anda. Jika anak-anak anda menerima nilai
buruk, jangan mengatakan, “Kamu begitu bodoh!”; Katakan sesuatu yang lain.
Sebagai contoh, katakanlah, “Jika kamu belajar lebih baik, kamu akan
mendapatkan nilai yang lebih baik daripada ini karena kamu sebetulnya adalah
anak pintar.”
Jangan Menangis
Berurusan dengan anak-anak yang bertengkar dengan
teman-teman mereka atau merasa kecewa karena perlakuan tertentu harus dilakukan
secara bijaksana. Tidak perlu untuk memarahi atau meminta anak-anak anda untuk
tidak cengeng. Banyak anak yang mengalami hal tersebut, orang tua mengatakan
pada mereka, “Jangan cengeng!”, “Jangan sedih!”, “Jangan takut!”
Menurut Debbie Glasser, seorang psikolog anak, mengatakan
kata-kata tersebut akan mengajarkan anak-anak bahwa perasaan sedih adalah
sesuatu hal yang tidak umum, bahwa menangis bukanlah hal yang baik, sedangkan
menangis sendiri merupakan ekspresi dari emosi tertentu yang setiap manusia
miliki.
Oleh karena itu, untuk menangani masalah ini, akan lebih
baik untuk meminta anak-anak anda menjelaskan apa yang membuat mereka sedih.
Jika mereka merasa diperlakukan tidak adil oleh teman-teman mereka, jelaskan
pada mereka bahwa perilaku teman-teman mereka adalah tidak baik. Dengan
memberikan mereka gambaran perasaan yang mereka rasakan, orang tua telah
memberikan mereka pelajaran empati. Anak-anak yang menangis akan segera
menghentikan atau setidaknya mengurangi tangisan mereka.
Membandingkan Anak
Memiliki lebih dari satu anak mungkin berakibat
membandingkan anak anda satu sama lain. Jika anak kedua tidak bisa memakai
pakaian secepat saudaranya, jangan mengatakan, “Lihatlah kakakmu, dia bisa
melakukannya dengan cepat. Mengapa kamu tidak bisa melakukannya juga? ”
Perbandingan hanya akan membuat anak anda merasa
bingung dan menjadi kurang percaya diri. Anak-anak bahkan mungkin membenci
orang tua mereka karena mereka selalu mendapatkan perlakuan buruk dari
perbandingan tersebut (terhadap kakak, adik, atau anak-anak lain), sedangkan
perkembangan setiap anak berbeda.
Daripada membandingkan anak-anak anda, orang tua harus
membantu untuk menyelesaikannya. Misalnya, ketika anak mengalami masalah
mengenakan pakaian mereka sementara saudara mereka bisa melakukannya lebih
cepat, orang tua harus membantu mereka untuk melakukannya secara benar.
Menunda
Ada kalanya seorang ayah atau seorang ibu berada di rumah
bersama anak-anak mereka tetapi tanpa pasangan (suami atau istri). Ketika
anak-anak melakukan kesalahan, orang tua (baik ayah atau ibu) tidak memberitahu
anak-anak mereka tentang kesalahan yang mereka buat dengan segera. Misalnya,
seorang anak diberitahu untuk tidak bermain dengan korek api, tapi dia tetap
melakukannya. Si ibu hanya mengatakan, “Tunggu sampai ayahmu pulang.” Ini
berarti menunggu sampai ayahnya yang akan menghukum nanti.
Menunda mengatakan
kesalahan hanya akan memperburuk keadaan. Ada kemungkinan bahwa ketika seorang
ibu atau ayah menceritakan kembali kesalahan yang dilakukan anak-anak mereka,
ibu/ayah malah membesar-besarkan sehingga anak-anak menerima hukuman yang lebih
dari seharusnya. Ada kemungkinan juga orang tua menjadi lupa kesalahan
anak-anak mereka, sehingga kesalahan yang seharusnya dikoreksi terabaikan. Oleh
karena itu, akan lebih baik untuk tidak menunda dalam mengoreksi kesalahan yang
dilakukan anak-anak anda sebelum menjadi lupa sama sekali, dan jangan
bergantung pada pasangan anda.
Cepatlah!
Saat sebuah keluarga pergi ke suatu acara dan seorang anak
lambat dalam melakukan hal-hal, seperti mengenakan baju atau sepatu, orang tua
sering berteriak, “Cepat!”
Sikap ini tidak mendidik anak-anak anda untuk melakukan
hal-hal lebih cepat, apalagi jika berteriak juga disertai dengan jari menunjuk
dan suara nyaring. Hal ini akan membuat anak merasa takut, bersalah, dan tidak
akan membuat mereka bergerak lebih cepat.
Memberikan Pujian dengan Mudahnya
Rupanya, memberikan pujian dengan mudah juga bukan hal yang
baik. Memberikan pujian dengan mudah akan terkesan “murah”. Oleh karena itu
jika seorang anak melakukan sesuatu yang sederhana, tidak perlu memuji dengan
“Luar Biasa! Luar Biasa!” Karena anak secara alamiah akan mengetahui hal-hal
yang dia lakukan dengan biasa-biasa saja atau luar biasa.
Sikap di atas sering dipraktekkan pada anak-anak oleh
orang tua mereka. Kelihatannya sederhana tetapi dapat menghasilkan karakter
yang buruk jika tidak dihindari. Oleh karena itu, di kalangan masyarakat yang
kondisinya tampak menyedihkan akhir-akhir ini, perbaikan harus dimulai dari
keluarga, sehingga marilah kita memperlakukan anak-anak kita dengan baik. http://www.akuinginsukses.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar